Sabtu, 16 Maret 2019

Pemanfaatan Teknologi Smart Farming & Intelegent Imaging untuk Meningkatkan Sikap Dan Kesadaran Konservasi Area Perkebunan Kopi

 Pemanfaatan Teknologi Smart Farming & Intelegent

Imaging untuk Meningkatkan Sikap Dan Kesadaran Konservasi Area Perkebunan Kopi 

 

Feri Sulianta1, Ari Purno Wahyu2

1,2Fakultas Teknik Informatika, Universitas Widyatama

1feri.sulianta@widyatama.ac.id  2ari.purno@widyatama.ac.id

 

Intisari Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya hidup dan bekerja dengan bercocok tanam, sejak  zaman kolonial Belanda daerah di Indonesia  khususnya  Jawa Barat telah menjadi daerah lumbung  dan area penghasil perkebunan utama seperti teh, kopi, dan coklat. Sehingga munculah daerah penghasil produk perkebunan unggulan sebagai contoh daerah Pangalengan, Garut, dan daerah di kaki Gunung Ceremai dan Manglayang. Saat ini salah satu produk perkebunan yang diunggulkan adalah kopi Jawa Barat yang dikenal dengan Jave Preanger yang sudah terkenal sejak zaman Belanda. Perkebunan kopi di Jawa Barat terletak pada ketinggian 900-1400 dpl. Hal tersebut menyebabkan cita rasa kopi yang diolah menjadi unik dan memiliki rasa yang kaya. Masalah utama yang dihadapi saat ini adalah rusaknya area hutan tempat kopi tersebut ditanam karena area perkebunan yang berubah menjadi sarana pemukiman, faktor yang mempengaruhi adalah kendala cuaca dan rusaknya tanaman yang disebabkan oleh hama dan hewan penggangu. Hal yang paling penting  adalah bagaimana masyarakat sekitar yang berinteraksi dengan area perkebunan membantu melestarikan dan menjaga ekosistem agar terciptanya keseimbangan, menjaga eksosistem bukan hanya menjadi tugas petani tapi masyarakat yang ada di area perkebunan.  Pada zaman modern saat ini, implementasi dan pengawasan konservasi bisa menggunakan teknologi sistem Smart Farming, teknologi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memonitoring lahan pertanian, keadaan tanah, dan jenis penyakit yang menyerang tanaman  perkebunan di area tersebut. Sistem bisa dibuat secara mobile atau dibuat dengan menempatkan alat yang terkoneksi dengan sensor. Sistem ini memiliki akurasi ketepatan hingga 90% dalam ketepatan mendeteksi penyakit tanaman, dan sensor yang digunakan bisa digunakan untuk monitoring selama 24 jam.

Kata kunci Konservasi, Ekosistem, Smart Farming

 

AbstractIndonesia is an agrarian country where most of the people live and work by farming, since the Dutch colonial era the regions in Indonesia, especially West Java, have become granary areas and main plantation producing areas such as tea, coffee and chocolate. So that emerge the superior plantation product producing area for example Pangalengan area, Garut, and area at foot of Mount Ceremai and Manglayang. Currently one of the superior plantation products is West Java coffee, known as Jave Preanger, which has been famous since the Dutch era. Coffee plantations in West Java are located at an altitude of 900-1400 asl. This causes the taste of coffee to be processed to be unique and has a rich taste. The main problem faced today is the destruction of the forest area where the coffee is planted because the plantation area has turned into a settlement facility, the factors that influence it are weather constraints and plant damage caused by pests and disturbing animals. The most important thing is how the surrounding community that interacts with the plantation area helps preserve and maintain the ecosystem so that the balance is created, maintaining the ecosystem is not only the duty of the farmers but also the communities in the plantation area. In modern times, the implementation and supervision of conservation can use Smart Farming system technology, this technology can be used to monitor agricultural land, soil conditions, and types of diseases that attack plantation crops in the area. The system can be made on a mobile or made by placing a device connected to the sensor. This system has accuracy of up to 90% in the accuracy of detecting plant diseases, and the sensors

used can be used for 24-hour monitoring. KeywordsConservation, Ecosystems, Smart Farming

Download artikel di sini

 

0 comments:

Posting Komentar